Penutupan Diklat PMR Wira Satuan Inti Angkatan XLI PMI Buleleng: Cetak Relawan Muda Berkarakter dan Berjiwa Kemanusiaan

Buleleng – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng secara resmi menutup kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) PMR Wira Satuan Inti Angkatan XLI (41) pada Minggu, 21 Desember 2025, bertempat di Tugu Pahlawan Monumen Buana Kertha, Desa Panji. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mencetak relawan muda PMR yang tangguh, disiplin, serta berkarakter kuat.

Ketua Panitia Diklat PMR Wira Satuan Inti Angkatan XLI, Kadek Intan Sari, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan diklat berjalan dengan lancar berkat kerja sama solid antara panitia, satuan inti, KSR, TSR, TP2L, serta staf PMI Kabupaten Buleleng. Diklat ini diikuti oleh 62 peserta yang berasal dari 32 SMA/SMK/MA se-Kabupaten Buleleng, dengan komposisi 14 peserta putra dan 48 peserta putri. Dalam perjalanannya, satu peserta mengundurkan diri, sehingga 61 peserta dinyatakan lulus hingga akhir kegiatan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya diklat ini. Meski terdapat beberapa hambatan teknis dan kondisi kesehatan panitia, semuanya dapat diatasi dengan baik. Kami juga memohon maaf apabila selama pelaksanaan terdapat kekurangan,” ujar Ketua Panitia.

Sambutan Pengurus (Dr. Gede Sandiasa, S.Sos, M.Si)

Mewakili Pengurus PMI Kabupaten Buleleng, Sekretaris PMI Kabupaten Buleleng, Dr. Gede Sandiasa, S.Sos., M.Si, dalam sambutannya memberikan apresiasi dan motivasi kepada seluruh peserta yang telah menyelesaikan rangkaian pendidikan dan latihan. Ia menegaskan bahwa materi yang diterima peserta, mulai dari kepemimpinan, Gerakan Palang Merah, manajemen dan fasilitasi PMR, tandu darurat, RSPS, kesehatan remaja, bongkar pasang tenda, organisasi PMI, donor darah hingga asesmen berbasis masyarakat (ASB), akan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun saat menghadapi situasi bencana.

“PMR bukan hanya soal kegiatan ekstrakurikuler, tetapi menjadi media pembentukan karakter, solidaritas sosial, kepemimpinan, dan kepedulian kemanusiaan. Di tengah tantangan degradasi mental generasi muda akibat pengaruh negatif media sosial, narkoba, intoleransi, dan perusakan lingkungan, PMR harus hadir sebagai gerakan positif yang produktif dan inovatif,” tegasnya.

Ia juga berharap para anggota PMR Wira Satuan Inti mampu berprestasi secara akademik di sekolah, sekaligus menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing serta siap membantu PMI dalam tugas-tugas kemanusiaan dan kebencanaan di masa depan.

Ni Made Sassia Sas Swasgita

Kesan mendalam turut disampaikan oleh salah satu peserta, Ni Made Sassia Sas Swasgita dari SMK Wira Harapan Denpasar. Ia mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam diklat ini didorong oleh motivasi pribadi dan dukungan orang tua, serta keinginannya merasakan sistem pendidikan PMR yang berbeda.

“Penekanan disiplin di sini sangat kuat dan benar-benar membentuk karakter. Solidaritas dan jiwa korsa antar peserta sangat terasa, meskipun saya berasal dari Denpasar, saya diterima dengan sangat baik. Sistem pendidikannya benar-benar membekas dan jadi pengalaman yang tidak terlupakan,” ungkapnya.

Ia juga berharap ke depan sekolahnya dapat membentuk PMR, serta menyatakan kesiapan untuk terus berkontribusi dalam kegiatan PMR, baik di Buleleng maupun di lingkungan sekolah asalnya.

Penyematan Atribut PMR Wira Satuan Inti oleh Pengurus

Dengan ditutupnya Diklat PMR Wira Satuan Inti Angkatan XLI ini, PMI Kabupaten Buleleng berharap lahir generasi relawan muda yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki karakter kemanusiaan, kepedulian sosial, dan tanggung jawab lingkungan demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *